Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2017

REVIEW : THE WORK OF ART IN THE AGE OF MECHANICAL REPRODUCTION

Tulisan Walter Benjamin, The Work of Art in The Age of Mechanical Reproduction secara garis besar membahas mengenai perkembangan industri budaya dan seni. Perubahan menurut penganut Mahzab Frankfurt ini diakibatkan kemunculan dari teknologi, baik itu teknologi cetak maupun teknologi elektronik. Esai yang dituliskan pada tahun 1935 merupakan bantahan argumentatif terhadap pandangan Theodore Adorno. Dalam buku Filsafat Fragmentaris (hal.96), F. Budi Hardiman menyebutkan bahwa Benjamin tengah berusaha merefleksikan sejarah seni secara materialis. Sebelumnya Karl Marx memandang kaum proletar telah menukar tenaga mereka dengan upah. Ia mengatakan bahwa sebuah budaya bisa berfungsi sebagai ideologis. Hal ini mengaitkan logika kapital dengan hubungan manusia yang terkomodifikasikan. Benjamin pun berasumsi kalau apa yang diramalkan oleh Marx tentang kehancuran kapitalisme akibat ulahnya sendiri tidaklah terbukti. Pasca Perang Dunia, kapitalisme bermetamorfosa menjadi semakin dinamis dan k...

SPECTACLE GUY DEBORD

Spectacle, apa sih spectacle itu? Mari kita mengenali Guy Debord dari bukunya berjudul Society of The Spectacle. Dalam buku Guy Debord secara tersurat ia menulis "The spectacle is not a collection of images; it is a social relation between people that is mediated by images". Guy Debord mengatakan bahwa spectacle itu bukanlah tentang gambar yang diproyeksikan tapi lebih dari itu bagaimana citra atau iliitu ditunjukkan.  Guy Debord melihat ada kejanggalan dalam masyarakat pada saat itu. Mereka dulunya hanya mengenal konsep being dan having. Being berbicara tentang siapa saya yang berbicara tentang politic of me. Bahwa menjadi saya adalah sebuah proses. Dalam dunia kapitalisme being (saya) ditentukan oleh having tentang saya punya apa. Jadi siapa saya ditentukan oleh saya punya apa makanya dikatakan degradasi. Dalam dunia spectacle, munculah kata appering. Kata ini menjadi kunci dalam pembahasan Debord. Ia menyebutkan bahwa hal ini menjadi lebih penting di dunia spectacles...

PACARKU LIMA LANGKAH

Pernah dengar lagu pacarku lima langkah? Lagu yang rilis tahun 2008 ini menjadi bahan kajian kali ini. Menggunakan beberapa pendekatan yang disebutkan oleh Saukko. Ini sepotong lirik dari lagu tersebut. "Pacarku memang dekat, lima langkah dari rumah, tak perlu kirim surat, sms juga gak usah..." Dalam lagu ini menunjukkan bahwa sebuah hubungan pacaran harus intim, bisa ketemu atau setidaknya diakses melalui alat telekomunikasi. Yang menjadi pertanyaan adalah dalam lirik lagu ini menunjukkan realitas lain dalam dunia yang modern. Kenapa sentimen komunal dan primordial (pacaran dengan tetangga) tumbuh lagi dalam masyarakat modern? Fenomena yang terjadi dalam lagu ini yaitu konsep cinta yang lahir dari proses, menunjukkan keintiman geografis, kedekatan lokalitas, ideologis dan kultural. Konteks lagu ini terjadi di masa modern. Dalam lagu ini mengkritisi mediasi melalui alat komunikasi, handphone dan pulsa (ekonomi) dalam menjalin sebuah hubungan. Harus kirim ini itu, seti...

GENEALOGI INTELEKTUAL

Stratifikasi sosial atau hirarki atas ras sangat mencolok di masa penjajahan. Kalau anda berpikiran bahwa orang Barat tidak bisa melakukan pekerjaan kasar maka anda termasuk orang yang masih terjangkiti penyakit kolonial. Sama juga ketika kita berpikir atau mengdikotomikan pribumi dan non pribumi. Kosakata ini merupakan buatan kolonialisme untuk menamai dengan nada mencela penduduk Indonesia pada masa itu. Bangsa Barat membuat benak kita merasa mereka wajar saja memiliki budaya "tinggi" karena adanya justifikasi ideologi melalu banyak aspek kehidupan, terutama penanaman ideologi di bidang pendidikan. Dalam penyusuan kalimat contohnya, ketika Barat menjadi subjek dan orang indonesia menjadi objek maka predikat yang digunakan selalu baik. Contoh: Van Der Sar memberikan hadiah kepada Daeng Ramang. Sebaliknya, jika subjeknya adalah orang Indonesia maka predikatnya selalu yang buruk. Contoh: Daeng Ramang mencuri mangga milik Van Der Sar. Pada proses inilah ideologi bekerja atau ...

REFLEKSI KRITIS

Dear Selly.  Cinta, hati, kasih sayang dan sebangsanya di dunia primata kritis itu nyaris seperti kanker stadium akut Sel, dikemo, diterapi, dibujuk atau dikerasi responnya sama saja. Menjengkelkan. hahaha   Lantaran cintanya ia rela dianggap penembak runduk yangg mengubur perasaannya setiap kali menjitu targetnya. Padahal ia hanya memilih berdiri diseberang jalan. Mungkin kita sedang bersisian, mungkin di belakang, atau bisa saja ia di depan selangkah, tapi yang jelas ke tujuan yang sama. Sama dengan tujuan lebih banyak orang. Karena itu kritis di dunianya bukanlah maut, tapi anugerah plakat tertinggi para pecinta. Ia menyebut dirinya paling romantis. Hanya karena selalu sanggup mencacah ulang kisah-kisah cintanya, mencecarnya, "hendak ke mana cinta yang tampak begitu kelihatan meraksasa? apa benar ini cinta atau kita sedang sedalam-dalamnya menderita?"  Kritis tidak pernah menyebut dirinya pedas. Ia bumbu rasa, menyedapkan setiap tatapan. Mengetarkan lempeng kok...

DOING RESEARCH IN CULTURAL STUDIES

Asumsi pertama kajian budaya melihat kebudayaan sebagai praktik pemaknaan. Budaya didefinisikan sebagai sebuah komunitas makna. Berbagai norma, ide dan nilai serta bentuk-bentuk pemahaman di masyarakat yang membantu orang untuk menginterpretasikan realitas mereka adalah bagian dari ideologi sebuah budaya. Maka, dapat dikatakan bahwa kebudayaan merupakan sebuah ide. Berdasarkan penjelasan Paula Saukko dalam bukunya  Doing Research in Cultural Studies  (2003), cara untuk memperoleh pengetahuan yang valid ialah dengan menerapkan metodologi kajian budaya yang tersusun atas wacana, pengalaman hidup, teks, dan konteks sosial dengan  truthfulness, self-reflexivity, polivocality . Dan menerapkan sebuah validitas dekonstruktif yang biasa digunakan oleh peneliti pascastrukturalis yakni  postmodern excess  (Baudrillard),  genealogical historicity  (Foucalt), dan  deconstructive critique  (Derrida). Dalam bukunya,  truthfulness  digamb...