Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2017

GO-JEK SEBAGAI MEDIATISASI PEMENUH KEBUTUHAN MASYARAKAT

Dalam artikel The Mediatization of Society , Hjarvard menjelaskan tentang mediasi dan mediatisasi yang mencakup teori pengaruh penggunaan media terhadap society and culture. Mediatisasi sendiri tidak terlepas dari pengaruh institusi, sebab mediatisasi merupakan proses dua arah dimana institusi perlu mengikuti logika media ( media logic ). Sedangkan, media sebagai institusi independen yang secara simultan menjadi modus operandi yang mempengaruhi culture and society . Salah satu contoh kasus dalam pengertian di atas adalah, fenomena perubahan society semenjak adanya aplikasi GO-JEK. Berangkat dari kebutuhan masyarakat akan transportasi umum yang fleksibel, aman, dan murah gojek hadir memenuhi kebutuhan tersebut. Bahkan, keberadaan GO-JEK tidak hanya memenuhi kebutuhan transportasi tetapi juga memfasilitasi kebutuhan masyarakat di aspek lainnya yang berpengaruh pada interaksi sosial. GO-JEK melaui aplikasinya mempermudah pelanggan untuk mendapatkan armada ojek tanpa harus pergi...

MEDIASI, POLYMEDIASI, REMEDIASI, MEDIATISASI

Semua aspek kehidupan akan termediatisasi. Di perpustakaan misalnya orang-orang tidak hanya membuka buku tapi juga gadget seperti laptop dan hp. Hp bukan lagi barang yang hanya dimiliki kelas tertentu dan tak bisa terlepas dari kehidupan sehari-hari. Penggunaan gadget di Indonesia disebut multi screen users dengan 540 penggunaan gadget permenit tiap harinya (data tahun 2014). Penggunaan twitter ke-3 di dunia dengan 385 twit per detik (data tahun 2013). Tahun 2017 terdapat 155 million people pengguna internet di Indonesia.  Sehingga benar kata Walter Benjamin, cara kita memahami dunia menjadi distraktif. Kita tidak bisa lagi lepas dari paparan media. Billboard dan papan reklame atau spanduk merupakan bagian dari media, baik dalam kehidupan personal maupun praktik. Berbagai praktik dan relasi sosial dibangun dan dilakukan via media. Media telah menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari. Everything is mediated. Media as environment. Joshua Meynowitz (1990) mengatakan jik...

MEDIATISASI AKSI 212

Stig Hajvard mengatakan konsep mediatisasi berbeda dengan konsep komunikasi satu arah. Mediatisasi tidak hanya melihat bagaiamana pengaruh media terhadap masyarakat atau seberapa cepat sebuah pesan tersampaikan. Mediatisasi justru melihat sejauh mana sebuah wacana yang mereka bangun bisa mengubah struktur sosial dan relasi-relasi dalam masyarakat. Kita bisa melihat bagaimana media melakukan proses mediatisasi pada AKSI 212 setahun silam. Berawal dari ucapan Ahok mengenai surat Al Maidah yang menyebar di media sosial, media mainstream pun memproduksinya menjadi wacana. Pro kontra pun dimunculkan oleh media, menghadirkan pendapat dari kedua pihak baik yang mendukung dan melawan. Sebagai konsumen, kita dibentuk menjadi objek pasif yang harus ikut pilihan yang telah dibuat oleh media tanpa bisa menentukan pilihan sendiri (aktif). Menurut Stig pada prosesnya media tidak lagi menjadi independen tapi mulai terintegrasi dengan institusi lainnya seperti politik, agama dan yang lainnya....

MEDIA DAN KONSTRUKSI SUBJEK FREUD DAN LACAN

Phychoanalysis Subject Ketika anda bertanya who am I akan ada pertanyaan self, individual, identity, subjectivity, subject. Self adalah kualitas dari I atau subtansi yang ada dalam diri saya. I menurut Rene Descartes, cogito ergo sum, I think, therefore I am. Saya ada ketika saya memiliki kapasitas berpikir, nalar dan rasio. I yang otonom, rasional dan conscious. Inilah I yang dianggap oleh Descartes. Jadi I adalah diri yang menjadi inisiator tindakan, self-contained, self-constituted. Bukan akibat tapi sebab dalam dirinya. I adalah diri yang koheren, fixed, stabil, unified. Dia selalu menjadi awal dari dirinya. Dan selalu kita kenal dengan istilah Cartesian ego dan menunjukkan knowing individual. Individu yang dimaksud adalah individu yang knowing. Kata I think itu menunjukkan kalau seseorang itu  selalu sadar. Subjectivity adalah sebuah proses produksi diri, process by which we become a person, the I.  pembentukan sense of self yang melibatkan tidak hanya consciousnes...